jenis cenderawasih yang berkeliaran di hutan belantara Papua ada 11, yakni Ptilorii Magnificus di Merauke, Cicinurus Regius di Biak, Cicinnurus Magnificus jarang ditemukan kecuali harus menunggu berhari-hari di hutan, Cicinnurus Respublica juga jarang ditemukan, Paradisae Minor terbanyak di Nabire dan Manokwari, Paradisae Rubrae di Jayapura, Paradisae Apoda di Manokwari. Jenis terakhir ini lebih besar dan bulu-bulu sayap yang indah dipakai oleh perempuan Papua untuk menghias kepala pada pesta adat. Kemudian Paradisae Reggiana di Timika, Lophorina Superba di Manokwari, Seleucidis Melanoleuca di Jayapura dan Sorong dan Pteridophora Alberti di Timika.
Pendataan dan pengawasan burung cenderawasih membutuhkan banyak petugas, banyak dana dan fasilitas pendukung dibutuhkan, dan harus dilakukan serentak, pada waktu yang sama di seluruh daerah. hal ini yang menyebabkan proses pelestarian dan proteksi cenderawasih sangat kurang. Pendataan satwa langka seperti cenderawasih berada di bawah scientific authority, pusat penelitan dan pengembangan biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan lembaga-lembaga pemerintah seperti BKSDA dan Taman Nasional.
Memang terasa sangat berat dan sulit untuk menjaganya tetap lestari tapi apakah pemerintah dan kita akan diam saja??? Mungkin anak cucu kita hanya akan mendengar cerita kita dan melihat foto burung surga ini saja. DISADUR DARI : http://mepow.wordpress.com/2009/06/10/cenderawasih-ratu2-surga-yang-kian-merana/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar